[MASALAH BURUH] : Menghitung Dampak Kenaikan UMP
Dilihat | : | 3,312 kali |
Jumlah Pelamar | : | 0 Pelamar |
SURABAYAJOBFAIR.COM --. 4 faktor utama dalam Cost Labour :
1. Selisih kenaikan UMP + Upah Sundulan
2. Iuran Jamsostek paling sedikit 7.24% dari Selisih kenaikan UMP + Upah Sundulan
3. THR sebesar 1 kali selisih kenaikan UMP + Upah Sundulan, mengingat ketentuan komponen upah dalam menghitung THR adalah Upah Pokok + Tunjangan Tetap dan selisih UMP akan masuk ke Upah Pokok atau Upah Pokok dan Tunjangan Tetap
4. Over Time, mengingat ketentuan komponen upah dalam menghitung Over Time adalah Upah Pokok + Tunjangan Tetap dan selisih UMP akan masuk ke Upah Pokok atau Upah Pokok dan Tunjangan Tetap
Contoh :
Sebuah Perusahaan Menengah di DKI
UMP DKI 2012 : 1.530.000,-
UMP DKI 2013 : 2.000.000,-
Selisih : 470.000,-
Jumlah Karyawan Upah UMP : 500 orang (belum termasuk uaph sundulan)
Mari kita berhitung
1. Selisih UMP 2012 ke 2013 : 470.000 x 500 = 235.000.000 x 12 = 2.820.000.000,-
2. Iuran Jamsostek : 470.000 x 7,24% = 34.028 x 500 x 12 = 204.168.000,-
3. THR 2013 : 470.000,- x 500 = 235.000.000,-
4. OT (min.10% ) : 470.000,- x 10% = 47.000 x 500 x 12 = 282.000.000,-
Total Cost Labour th.2013 : 3.541.168.000,-
Pertanyaannya : Darimana perusahaan menutupi kenaikan cost labour sebesar Rp.3.5M?
Pada umumnya ada 4 hal yang dilakukan oleh perusahaan
1. Turunkan profit margin : Rasanya kecil kemungkinannya ini dilakukan oleh owner
2. Naikan harga jual : Perlu analisa secara seksama apakah market akan merespon dengan kenaikan harga dan apakah konsumen memiliki daya beli untuk produk tersebut, karena barang diproduksi di wilayah DKI dengan UMP 2 jt, namun barang tersebut tidak hanya dijual di DKI, namun dijual juga di wilayah lain yang UMP nya lebih kecil dari DKI katakanlah hanya 1 jt.
3. Efisiensi, Ada 3 faktor utama dalam melakukan efisiensi,
Pertama : efisiensi Tenaga Kerja, berarti berpeluang terjadinya pengurangan tenaga kerja yang berpotensi terjadi perselisihan dan munculnya biaya kompensasi
Kedua : Efisiensi Operasional, hemat listrik,air, telpon dll, tapi kontribusinya kecil rata-rata < 5%
Ketiga : Efisiensi Bahan Baku, sangat beresiko terhadap kualitas
4. Meningkatkan Produktivitas & Performance Kerja, namun sayang tidak bisa dipungkiri mayoritas karyawan di Indonesia alergi dengan namanya produktivitas, yang paling diinginkan oleh mayoritas karyawan adalah kerja santai namun gaji gede
Kesimpulannya sangat BERAT bagi perusahaan terutama UKM menghadapi situasi seperti ini, ditutup artinya nggak makan, tetap bertahan makan ati.
Baca juga :
[MASALAH BURUH] : Persoalannya ada di Buruh? Pengusaha? atau Pemerintah?
*Original Posts from SURABAYAJOBFAIR.COM